SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI KUASA MUDA ZAHA, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA....

Senin, 11 Juli 2011

"I love U b'coz of Allah SWT."

Suara merdu dan menggertak hati terdengar dari dalam Masjid Nurussyubban yang tepat berada di dekat rumahku dan kebetulan masjid itu adalah milik Abahku, lambat laun terdengar suara lembut dan merdu dari dua keturunan adam dan hawa yang sedang melantunkan ayat-ayat suci Al-qur’an dengan penuh hikmat .

“Assalamualaikum…” suara lembut yang membuat bacaan Al-quranku dan Abahku berhenti sesaat dan mencoba untuk menjawabnya.

“Waalaikum salam...“ tuturku dan Abahku. Ternyata sesosok laki-laki yang aku pikir mempunyai paras tampan dan bijaksana, yang selisih umurnya 5 tahun lebih tua dariku datang bergabung untuk latihan Tilawah bersama abahku. laki-laki itu bernama Mas Faris.

Lantunan ayat-ayat Al-qur’anpun dilanjutkan dengan penuh hikmat dan penghayatan yang dalam. Tidak kami sadari pada saat membaca Al-quran kami membaca petikan surat Al-hujarat ayat 131) yang menjelaskan tentang paenciptaan Laki-laki dan Perempuan. Pikiranku pun terpecah dan terbang bersama arti dari ayat Al-qur’an itu, sehingga aku tidak fokus pada latihanku. Padahal seminggu lagi aku dan Mas Fariz hendak mengikuti lomba Tilawah di tingkat Jawa Timur.

Mas Fariz adalah anak Kiyai Muhsin dari Madura yang kebetulan sahabat dekat Abahku,Mas Fariz sudah 5 tahun mondok bersama santri yang lain dirumah untuk menggali ilmu Al-qur’an kepada Abahku. Tapi Mas Faris merupakan santri yang bisa dikatakan special dihati Abahku karena Mas Faris merupakan santri yang paling pintar dan mempunyai akhlak dan etika yang sangat sopan.

Satu tahun sudah aku menjalani masa Balighku dimana aku sudah mengenal berbagai istilah yang berhubungan dengan remaja, Salah satu istilah yang paling aku suka dan aku malu untuk mengakuinya ialah “Cinta”. Satu kata-kata yang slalu aku ingat bahkan aku slalu bermimpi ada keturunan adam yang mengucapkan kata ini kepadaku kata itu adalah “ Aku mencintaimu karena Allah” kata ini sangat meresap kedalam hatiku. Kata ini aku pelajari di kitab Riadus sholihin 2)yang aku kaji setiap sore bersama para santri lainnya.

Besok pagi aku dan mas Faris akan pergi ke Surabaya untuk mengikuti lomba Tilawah3) tingkat Jawa Timur. Kami berdua pergi ke Surabaya didampingi oleh Abahku. Hatiku serasa “ dagadug “ketika aku dan mas Faris berada dalam satu mobil dan akan pergi bersama ke Surabaya, dihatiku semua bercampur menjadi satu ,ada senang ,malu ,salting dan lainnya.

“Dek Fitri, gimana udah siap ikut lombanya,,??”. Kata Mas Faris ketika dia ada disampingku.”udah kok mas,InsyaAllah saya udah siap,mas Faris gimana..? siap gak..?” balikku bertanya.

“Alhamdulillah,saya udah siap juga,,,ya udah sampean 3)tidur aja dulu biar gak kecapean nanti di Surabaya,biar nanti tampilnya bisa maximal.”kata mas Faris sambil menasehati aku.

“Oh,iya mas” balasku menjawab dengan disertai senyumanku.

Hatiku berasa terbang ke awan ketika melihat balasan senyum ikhlas mas Faris yang ditujukan kepadaku.

DiSurabaya mas Faris yang mempunyai nama lengkap Muhammad Faris Al-arsyadi dinobatkan sebagai juara pertama putra dan aku menjadi juara ketiga putri. Abah sangat bangga melihat prestasi yang telah dicapai oleh Aku dan mas Faris. Karena usaha Abah selama ini menggembleng 4) aku dan mas Faris tidak sia-sia.

Setelah pengumuman selesai aku mendapatkan kabar yang membuat hatiku, yang baru saja merasakan percikan keindahan jatuh cinta menangis dan spontan runtuh . Mas Faris mendapatkan beasiswa untuk berkulian di Kairo Mesir untuk memperdalam ilmu agama dan Al-qurannya. Aku sangat kecewa mendengar berita yang membahagiakan bagi mas Faris,kelurga mas Faris bahkan Abah dan Umi. Waktu terasa berjalan sangat cepat melewati hari-hari terakhirku bersama mas Faris di Indonesia.

Tiga hari lagi mas Faris akan pulang ke Madura dan akan langsung menuju Mesir. Akupun mendadak menjadi anak pendiam dan tidak terlalu ceria seperti yang dulu lagi, sehingga membuat Umi dan Abah menjadi agak bingung . tapi, Umi dan Abah tidak terlalu merespond kepada perubahan sikapku. Abah dan Umi juga sibuk untuk mempersiapkan segala persiapan Mas Faris , Karena Umi dan Abah juga akan mengantarkan mas Faris ke Kairo.

Hari terakhir Mas Faris dirumahku membuat aku sangat lemah dan tidak berani bertemu dan menatap mata Mas Faris. Mungkin Mas Faris mengerti apa yang terjadi kepadaku. Mas Faris hanya menengokku dan meninggalkan surat yang dia selipkan didalam Al-quranku. Dan Surat itu berbunyi :

akupun langsung menangis saat membaca surat yang diberikan mas Faris kepadaku. Karena aku harus benar-benar menyadari bahwa mas Faris akan pergi meninggalkan aku.

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dek,,,,, Tak langkong buleh nyo’on saporah 5)

maafin mas klo mas punya salah ma adek.

Adek jaga diri baik-baik. Mas Faris akan kembali buat adek. Mas Faris minta do’anya ,,,karena Mas Faris akan selalu berdo’a buat adek……

Faris

Wassalamualaikum Wr.Wb


Detik demi detik aku lalui hingga menelan waktu dan merubah masa,aku sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang bisa menimbulkan medan maghnet bagi perjaka yang ada disekitarku. Tidak kusadari kedekatan yang aku jalani dengan Mas Faris 4 tahun kini telah bermertamofosis 6)menjadi sebuah bibit cinta dihatiku, meskipun aku tak tahu bagaimana perasaan Mas Faris kepadaku. Tapi aku berharap apa yang terjadi padaku adalah terbaik yang Allah SWT berikan kepadaku.

Aku masih tetap pada impianku dulu,aku masih sangat berharap ada keturunan Adam 7)yang mengatakan “aku mencintaimu karena Allah”,dan aku harap jelmaan Adam yang berkata kepadaku seperti itu adalah Mas Faris. Harapan cintaku bertumpu pada Mas Faris, meskipun aku dan mas Faris hanya berhubungan melalui jasa pak pos antara Mesir dan Indonesia itu sudah cukup untuk menutupi kesepianku tanpa mas Faris disampingku.

Seminggu lagi mas Faris akan pulang ke Indonesia. Dia mengabariku lewat surat yang dia kirim lewat pak pos tiga hari yang lalu. Aku pun merasa sangat bahagia karena aku tahu kalau laki-laki yang yang selama ini aku tunggu akan datang.

Malam ini aku merasa sangat bahagia, karena besok mas Fariz akan datang kerumahku bersama orang tuanya , berita ini aku dengar dari abah yang sejak tadi bercengkrama dengan kiyai Muhsin melalui telfon rumahku,meskipun aku tak tahu apa tujuan mereka datang kerumahku. Akupun menjadi panas dingin ketika Umiku mengajak aku untuk memilih baju yang harus aku pakai besok pagi,

”Fit, ayo ikut umi milih baju buat kamu,,,”ajak umi sambil menarik tanganku.

”Oiya,,,,Umi” jawabku. Aku tak tahu apa maksud ibuku, tapi aku berharap mas Faris datang kerumahku untuk mewujudkan mimpiku yang dulu.

Tiga jam aku menunggu kedatangan mas Faris di rumah,tapi entah kenapa mas Faris dan keluarganya tidak kunjung datang, aku dan keluargakupun cemas menunggu kedatangan mas Faris. Berkali-kali abah menelfon kiyai Muhsin tapi tidak ada satu jawaban atau keterangan dari keluarga mas Faris. Aku sangat takut dan cemas menunggu kedatangan mas Faris.

Pas pada jam 9 pagi telfon rumahku berdering,” Assalamualaikum,,,,,,,,,”jawabku dalam telfon. “ Walaikumsalam,,,,,,,,,” jawaban dari dalam telfon yang suaranya sangat familiar di telingaku.

Neng 8) Fitri,,,,,,??? “suara lembut itu bertanya.

ya,maaf ini siapa yach,,,,,,??”jawabku penasaran.

“ Ini mas Faris,,,,,,,”suara lembut itu membalas.

“ Ya Allah ,,,,,,,mas Faris,,,,mas sampean dimana,??gimana keadaan orang sepuhnya 9) sampean,,,,,,,,,,??”tanyaku penuh cemas.

“gak pa-pa kok,,,,,Alhamdulillah Abah ma Umi baik-baik saja,,Kita sekeluarga lagi ada di Tanggul entar lagi dah mau nyampek ke Jember,,,,,,,soalnya tadi rombongan mendapat sedikit musibah,,,,tapi Alhamdulillah kita semua baik-baik saja,,,,,,,,”jawabnya.

“Mas Faris kesini rombongan ta,,,? ”tanyaku penasaran.

iya de’ mas kesana sama rombongan dari Madura, oiya de’ sebelumnya mas mau minta maaf ma de’ Fitri soalnya mas gak ngasik kabar ke adek dulu,sebenarnya mas Faris sekeluarga mau kerumah adek soalnya kita mau,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,”

”mau apa mas,,,,,,,,,,,”tanyaku memotong pertanyaan.

”mau melamar adek,,,,,,,,”kata mas Faris yang sedikit memaksa aku untuk terbang pada impian masa laluku.

Lamunanku langsung buyar ketika suara Abah mengagetkan aku.

”Fitri siapa yang telfon,,,,,,,,,,??” kata Abah.”oh ini mas Faris bah, katanya mau ngomong ma Abah”, jawabku seraya langsung pergi meninggalkan Abah dengan mas Faris berbincang-bincang melalui telfon rumahku.

Aku langsung pergi kekamarku dan merajut kembali lamunanku yang sempat terputus karena kedatangan Abah tadi. ”Ya Allah sungguh aku tidak menyangka do’aku selama ini terkabulkan”, desisku dalam hati.

Ku langkahkan kakiku untuk berwudhu dan shalat sunnah dua rakaat sebagai lambang syukurku kepada Allah SWT. Lalu aku pakai kain kebesaranku 10)untuk bertatap muka dengan tuhanku dan menceritakan isi hatiku kepada-Nya. Salam terakhir aku ucap di dalam shalatku tiba-tiba aku dengar bunyi ketukan pintu dari luar kamarku. Ternyata salah satu haddam11)ku memanggilku.

” Asslamualaikum,,,,,neng Fitri epangkon nemone tamoy sareng nyai.12)”katanya dengan nada yang sangat sopan.”Oo,,enggi pon ,paserah ge tamoyah,,,,,,,,,,??13)tanyaku balik.

Insya Allah ra Faris sareng keluargana deri Madure14)”jawabnya halus.

Enggi pon keso’on,,,,,15) jawabku dan bergegas menuju kaca riasku.

Kutatap mataku didepan kaca kamarku. Ku poles wajahku seanggun mungkin untuk menemui calon suami dan mertuaku. Kehadiranku disambut hangat diruang tamu yang aku harap berbarokah itu, senyumanpun tak pernah lepas dari bibir tipisku,pada saat itu juga Abah langsung meminta persetujuanku atas lamaran dari Mas Faris dan keluarganya , aku hanya tertunduk malu dan tersenyum. Alhamdulillah Abah langsung mengerti atas isyaratku.

Perbincanganpun dilangsungkan oleh kedua keluarga itu. Aku dan Mas Farispun tidak ketinggalan berbincang-bincang bersama di ruang tengah. Kamipun saling menguras isi hati kami masing-masing dan mengutarakannya dengan penuh kejujuran.

Tidak kusangka ternyata Abah dan kyai Muchsin sudah menentukan tanggal baik untukku dan mas Faris. Dan tanggal baik itu tepat satu bulan lagi. Kujalani hari-hari baruku dengan status yang baru yaitu sebagai tunangan Mas Faris, orang yang selama ini ada di hatiku.

Di hari yang ditunggu-tunggu olehku dan Mas Faris kini telah tiba, hari ini adalah hari yang sangat menguras mentalku, karena aku tau aku akan menjadi seorang pengantin dan meninggalkan masa remajaku. Di hari dimana Abah membaca do’a untukku agar aku mempunyai keluarga yang sakinah,mawaddah,warohmah 16). dihari ketika mas Faris berIjab qobul17) di depan saksi,orang tuaku,dan mertuaku, dan dimalam ketika mas Faris menaruh tangannya didepan keningku dan membacakan doa sebagai mana do’a nabi Muhammad kepada Aisyah. Dan malam dimana mas Faris menyentuh aku dan mengucap ”Assalamualaikum ya babun rahman18)”.

”Ya Allah inikah balasan bagi orang-orang yang tulus mencintaimu”desisku dalam hati.

” Aku mencintaimu karena Allah ” kata-kata itu terdengar lembut dari suara mas Faris yang sampai ketelingaku dan ciuman lembut yang mendarat di keningku.

»» Baca selengkapnya.....

CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN

Ketika dibangku MTs, seorang gadis cantik yang bernama Sinta selalu diam dan sabar. Dia adalah murid pindahan dari Sumatra. Dia juga disukai banyak teman. Setiap hari banyak yang menemani dia, sehingga dia menjadi lebih akrab. Suatu hari, Sinta dan teman barunya, Sindy sedang berjalan menuju Musholla, tiba-tiba ada seorang cowok (Toni) yang menghampiri mereka, lalu mereka kaget. Eh ternyata teman mereka sendiri, lalu mereka melanjutkan perjalanannya menuju Musholla.

Seminggu minggu berlalu, Sinta dan Sindy semakin akrab begitu juga dengan Toni. Kami bercanda tawa bersama sampai kita lupa sarapan siang, lalu kami pergi ke kantin bersama dan kami makan bersama disana. Setelah itu, tak terasa bel pun berbunyi tanda pelajaran dimulai kembali.

“Aku masuk dulu ya ? “, kata Toni sambil melempar senyuman.

“Ya”, jawab Sinta dan Sindy membalas senyuman manis Toni. Dan pelajaranpun berjalan dengan lancar tanpa ada halangan apapun. Tiba-tiba bel berbunyi kembali tanda berakhirnya pelajaran. Sinta dan Sindy sangat senang, kemudian, mereka meninggalkan kelas. Setelah itu, Sinta menyuruh Sindy untuk pulang terlebih dulu. Ternyata alasan Sinta menyuruh Sindy pulang hanya untuk bertemu dengan Toni, lalu Sinta melihat Toni yang sedang duduk di gerbang, dan dia menghampirinya. Dan ternyata si Sindy tidak pulang, malah dia ngintip mereka berdua yang sedang berbincang-bincang.

Ternyata Sinta punya rasa terhadap Toni semenjak dia bertemu dengannya. Akhirnya disitulah Sinta mengungkapkan perasaannya kepada Toni, tapi, Toni menolaknya.

“Kalau aku terima Sinta untuk jadi pasanganku, tapi bagaimana dengan Sindy? Aku sayang banget sama dia”,suara hatinya berkata.

Tiba-tiba ada suara di balik semak-semak, ternyata Sindy yang berada disana. Lalu Sindy lari dengan hati yang tak karuan.

“Ya Robbi, semenjak aku berteman dengan Sinta, aku mulai jatuh cinta pada Toni. Tapi, mengapa bisa terjadi seperti ini?. Mengapa Sinta punya perasaan yang sama denganku?. Ya Robbi, bantulah hambamu ini. Hamba tidak tahu lagi apa yang harus hamba lakukan”, suara hatinya berkata.

Setelah itu, tanpa pikir panjang Toni dan Sinta mengejar Sindy. Tapi, apalah daya Sindy telah jauh meninggalkan mereka. Akhirnya mereka langsung pulang karena hari semakin sore.

Pagi harinya, Sindy duduk termenung di depan perpustakaan. Melihat Sindy, Sinta menghampirinya.

“Eh Sindy, kemarin ngapain kamu ngintip aku dan Toni. Bukannya aku suruh kamu pulang?”, tanya Sinta setengah marah.

Sindy hanya diam dan menangis. Lalu Sinta pergi meninggalkannya. Tiba-tiba Toni datang menghampiri Sindy.

Ada apa dengan kamu, Sindy?”, tanya Toni penuh dengan perhatian. Sindy tetap diam, tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. “Aku tahu, pasti kamu mikirin masalah yang kemarin khan? Udah lah nggak usah pikirin hal itu. Memang benar, kemarin Sinta ngungkapin perasaannya padaku, tapi aku menolaknya. Asal kamu tahu aja, aku itu mencintaimu Sindy ?”,ungkap Toni dengan penuh harapan.

Lalu Sindy kaget dan menatap wajah Toni. “Apa semuanya itu benar?”, tanya Sindy mengakhiri tangisannya.

“ Apa kamu masih belum percaya padaku, Aku mencintaimu Sindy, aku mencintaimu”, ungkap Toni meyakinkan Sindy.

“Aku sebenarnya juga mencintaimu Toni”, jawab Sindy dengan senyum kegembiraan. “Lalu bagaimana dengan Sinta?”, tanya Sindy.

Udahlah kamu nggak usah mikirin dia, yang penting kita bisa bersama selamanya” kata Toni memberi harapan yang membuat hati Sindy berbunga-bunga.

Paginya, Sinta menghampiri Toni lagi. Akan tetapi Toni meninggalkannya begitu saja.

“Kenapa Toni berubah seperti itu ya?”, tanya Sinta penuh dengan kegelisahan dalam hati. Sinta mencari alasan mengapa Toni tiba-tiba berubah seperti itu. Seminggu minggu berlalu, Sinta marah-marah dan menangis tanpa sebab, hingga tak ada satupun dari temannya yang berani menghampirinya. Dia marah karena, dia tahu kalau Sindy punya hubungan dengan Toni. Kini Sinta sering nggak masuk sekolah tanpa ada keterangan.

Dahulu mereka akrab, kini telah hancur berantakan. Dan dulunya berteman, sekarang menjadi musuh.
»» Baca selengkapnya.....

CINTAKU BERSEMI DI BK

Hari ini panas begitu menyengat, terutama dilingkungan sekolah seperti sekarang. Jarang terdapat pepohonannya terlebih halaman sekolah yang tidak berumput, yang ada hanya tanaman hias yang terletak disetiap deret kelas.

Tapi suasana seperti ini sudah biasa dirasakan oleh siswa siswi SMA Kartini dan suasana seperti inipun tidak menyurutkan semangat kami untuk belajar.

Sekarang setiap kelas sedang kosong tak berpenghuni, kebanyakan semua siswa berhamburan keluar untuk bersantai dibawah pohon yang satu-satunya ada di sekolah ini. Sekarang merupakan waktu spesial bagi kami karena guru-guru sedang mengadakan rapat. So, kami bisa sedikit beristirahat, setelah seharian merasa jenuh belajar dikelas.

Setelah mendapatkan beberapa kesimpulan akhirnya para guru menyudahi rapatnya 1 jam kemudian, tepatnya pukul 12.30 WIB. Saat itupun para guru masuk disetiap kelas yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing. Bu Ita dikelas X1a, Pak Bambang dikelas X1b, Pak Ali dikelas X1c, Bu Ria dikelas X1d, dan Bu Eni dikelas X1e.

Ketika aku sedang duduk santai untuk beristirahat. “ Emil cepat masuk kelas, guru- guru udah selesai rapat...!!” tiba tiba terdengar suara Gita dari balik pintu kelas. Aku dengan segera pergi menuju kelas dan meninggalkan semua makanan yang sudah terlanjur aku beli dan meninggalkannya ditempat semula. Bukan cuma aku, tetapi semua siswa juga saling berlari menuju ke kelasnya masing-masing.

Setelah semua duduk dibangkunya masing-masing. Kelas kembali sunyi lagi, yang tadinya terdengar riuh oleh suara gaduh teman- teman. Selang beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan pintu ternyata itu Bu Ria wali kelas kami. ” Siang anak-anak…?” Bu Ria mengucapkan salam dengan wajah sedikit muram. “ Selamat siang Bu..” kami dengan serentak membalas ucapan salam dari Bu Ria. “ Begini anak-anak, ibu akan menyampaikan sedikit informasi yang mungkin penting untuk kalian tahu”, Bu Ria memulai pembicaraannya. Dan anak-anak menjadi tegang dan sedikit bertanya-tanya, berita apa yang mungkin akan disampaikan oleh Bu Ria.

Ada salah satu teman kalian yang tidak akan dinaikkan kelas, bahkan bisa dikeluarkan dari sekolah ini, karena kelakuannya yang sudah terlewat dari batas kenakalan dan juga karena kebiasaannya yang suka bolos sekolah”, Bu Ria mulai menjelaskan.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Bu Ria, anak-anak mulai panik dan suasana kelaspun menjadi tegang. Dan seketika itu pula Eril terlihat seperti manusia yang tak punya sukma, dia terlihat sangat pucat setelah mendengar penjelasan dari Bu Ria. Karena dia tahu bahwa anak yang dibicarakan itu adalah dia sendiri. Tapi tak pernah terpikir oleh Eril akan sampai sejauh ini akibat dari kelakuannya.

Teman-teman mulai memandang kearah Eril dengan menampakkan raut muka yang cemas. Terutama aku, aku terlihat begitu cemas dan sedih, karena aku sudah sejak lama menaruh hati kepada Eril sejak pertama dia menginjakkan kaki di sekolah ini. Tapi aku tak pernah menampakkan semua ini kepada Eril, aku takut cintaku ini bertepuk sebelah tangan.

“ ya Allah, mengapa semua ini harus menimpa Eril, kasihan dia semenjak ayahnya meninggal dia berubah seperti ini, padahal dia adalah anak yang cerdas”, bisikku dalam hati, dan pandangankupun masih tak lepas tertuju pada Eril.

“ saya harap anak ini mau merubah kelakuannya, supaya keputusan yang tidak pernah diharapkan ini tidak benar-benar terjadi” Bu Ria memberikan sedikit nasehat dan tak sedikitpun menyebutkan nama anak yang sedang dibicarakannya, mungkin beliau takut akan menyakiti perasaan anak itu. Kemudian beliau meninggalkan kelas kami.

Keesokan harinya, keadaan disekolah sedikit berbeda. Anak- anak mulai membicarakan berita tentang Eril yang kemarin mereka dengar dari wali kelas mereka masing-masing. Ada dari mereka yang merasa senang jika Eril akan dikeluarkan dari sekolah, mungkin mereka yang iri kepada Eril dan ada juga dintara mereka yang merasa simpati mungkin mereka tidak terima jika Eril harus dikeluarkan dari sekolah. Karena mereka tahu Eril itu adalah anak yang cerdas dan populer di sekolah karena selalu membawa sekolah menjadi juara dalam setiap olimpiade sains. Tapi itu dulu sebelum ayahnya meninggal, dan dia berubah seperti sekarang.

Setelah tiba dikelas, berita tentang Eril yang akan dikeluarkan dari sekolah menjadi topik utama yang diperbincangkan.

Aku mulai duduk dibangku kesayanganku dibaris ketiga disamping jendela. Dari pelajaran dimulai sampai bearkhir aku belum melihat Eril, ternyata dia tidak masuk sekolah. Setelah aku bertanya kepada Andi sahabat Eril, katanya Eril sakit. Sejak awal jam pelajaran hingga selesai aku tidak memperhatikan semua pelajaran, karena dipikiranku yang tarbayang hanya wajah Eril, aku sangat mencemaskannya dan aku takut terjadi sesuatu kepadanya.

Sepulang sekolah, aku dan Gita sahabatku pergi kerumah Eril untuk menjenguknya. Setibanya disana aku langsung dipersilahkan masuk oleh tante Ifa ibunda Eril. Aku dipersilahkan masuk didalam kamar Eril karena Eril sedang terbaring lemah disana.

“ Hai Ril, gimana keadaannya..?” sapa aku

“ alhamdulillah udah agak mendingan. Oh ya Mil, aku mau ngata’in sesuatu yang penting ma kamu”. Dengan muka yang serius sambil berbaring di tempat tidur.

“ tapi disini, ada Gita…” Jawabku

“ nggak masalah, dia kan sahabatmu. Begini sebelum aku dikeluarkan dari sekolah, aku ingin mengatakan sesuatu yang sudah lama terpendam dalam hatiku” sambil memegang pergelangan tanganku

“ aku sudah lama mencintaimu, sejak kita pertama masuk sekolah dulu, aku yakin kalau kamu juga mencintaiku.

“ maaf, aku harus pulang. Cepat sembuh ya…” jawabku, sambil menarik tanganku digenggaman Eril. Dan kemudian aku segera berlari keluar

“ Emil tunggu, aku belum selesai bicara…” teriak Eril. Aku tidak menghiraukan teriakan Eril. Dengan segera aku berpamitan pulang kepada tante Ifa.

Sekarang Eril masih belum masuk sekolah. Dan seperti biasa sejak pertama pelajaran sampai berakhir aku tidak memperhatikannya dengan serius. Dan bel pulangpun berbunyi dan aku keluar dari kelas. “ Emil kamu jangan pulang dulu, bisakan kamu temui Ibu di ruang BK sekarang”, tiba-tiba terdengar suara Bu Ria dari belakangku. “ memangnya ada masalah apa bu..?” Tanya aku dengan penasaran. “sudahlah nanti ibu beri tahu”.. jawab Bu Ria dengan singkat.

Aku menuju ke ruang BK, setelah semuanya pulang. “ assalamualaikum Bu…” aku memberikan salam dengan hati berdebar. “ waalaikumsalam, ibu sudah dari tadi menunggu kedatanganmu, mari masuk”, Bu Ria berkata sambil mempersilahkan aku duduk di kursi sebelah tempat duduknya.

“begini, ibu butuh pertolonganmu. Bisakan kamu membantu ibu, karena ini penting bukan hanya untuk ibu tapi juga untuk masa depan temanmu.” Bu Ria memulai pembicaraannya.

“ memangnya apa yang bisa saya Bantu Bu..?” aku semakin penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Bu Ria.

“Ibu dengar, Eril telah menyatakan cinta kapadamu, tapi kamu menolaknya, apakah itu benar.” Bu Ria mulai bertanya dengan serius.

“ maaf, mengapa Ibu bisa tahu..?” aku mulai sedikit tegang

“ dari sahabatmu, dan ibu minta tolong sama kamu. Walaupun kamu tidak mencintai Eril, tapi Ibu harap kamu mau manerimanya”

“ mengapa Ibu berkata seperti itu,..? aku balik bertanya

“ karena ibu yakin hanya kamu yang bisa membuat Eril berubah, mungkin jika dia bersamamu. Eril bisa lebih sering pergi ke sekolah dan tidak bolos lagi. Apalagi kamu dengan dia satu kelas, kamu kan bisa menasehatinya setiap hari. Ibu mohon bantulah dia, karena dia itu adalah pahlawan bagi sekolah ini.” pinta Bu Ria dengan sedikit berharap

“ tapi Bu....” Jawabku dengan ragu

“ sudahlah Ibu tahu kamu juga mencintainya. terima dia, Ibu dan para guru akan mendukung hubunganmu. Karena ibu tahu kamu melakukan ini untuk kebaikan Eril dan kita semua.” Bu Ria memotong pembicaraanku

“ baiklah Bu….” Kemudian aku meninggalkan ruang BK dengan hati yang berbunga-bunga.

Setelah menerima Eril sebagai kekasihku. Sedikit demi sedikit dia mulai bisa berubah. Sekarang dia rajin masuk sekolah dan prestasi yang dulu pernah tertunda kini mulai tumbuh kembali. Keputusan para guru untuk mengeluarkan Eril dari sekolah di batalkan. Karena sekarang Eril bukan lagi siswa yang seperti dulu. Dia telah berubah 100%, semua guru berterimakasih kepadaku. Aku bangga sekali dengan Eril dan terutama kepada diriku sendiri, karena bisa merubah Eril menjadi seperti dulu.

»» Baca selengkapnya.....

ShoutMix chat widget

END -->